TEMPO.CO, Jakarta --
Kekerasan terhadap perempuan, khususnya ibu rumah tangga, bisa
berpengaruh pada anak. Seperti yang menimpa Puspa, bukan nama
sebenarnya.
Beberapa tahun lalu, dosen sebuah perguruan
tinggi di Semarang, Jawa Tengah, ini nyaris tewas di tangan suaminya
sendiri. Kisah pilu perempuan bergelar doktor ini dimulai ketika usia
perkawinannya memasuki tahun kelima. Pada saat itu, suaminya mulai kerap pulang malam. Dan ada bau parfum wanita lain di pakaiannya. Kala mencoba menanyakan, bukan jawaban yang Puspa dapatkan. Si suami malah membenamkan kepala Puspa ke bak mandi.
"Mata saya berdarah membentur keran dan belakang kepala benjol besar," kata Puspa di Koran Tempo, Ahad, 25 November 2012. »Dokter yang mengobati saya sampai menawarkan untuk membuat visum.”
Terus mendapat kekerasan, Puspa bergeming. Ia memilih bertahan demi putri-putrinya. Tapi kekerasan terus menimpanya. Bahkan, tiap usai melakukan kekerasan, si suami meminta maaf dan bersikap manis kepada Puspa, sampai beberapa hari.
"Tapi kemudian diulang lagi,” katanya. "Belakangan, dia selalu berupaya untuk membunuh saya."
Akhirnya, dua tahun lalu, pengadilan agama mengabulkan gugatan perceraian Puspa. Namun, hingga kini, sang suami masih mengincar hartanya.
Meski sudah berpisah dari suaminya, masalah belum juga usai. Gara-gara perlakuan si suami, kempat putri Puspa mengalami trauma.
Ketika dewasa, putri-putrinya kerap menarik diri. Terutama bila ada teman pria mereka yang berusaha mendekat.
Bahkan putri sulung Puspa sengaja menggemukkan badan agar tampil tidak menarik. "Dia ingin, kalau pria mendekatinya, itu benar-benar tulus mencintai," kata Puspa.
Sumber : http://id.berita.yahoo.com/kekerasan-perempuan-bisa-berdampak-ke-anak-064822108.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar