.

STOP Kekerasan dalam keluarga CIPTAKAN SUASANA NYAMAN DALAM KELUARGA

Senin, 24 September 2012

Salah Ucap di Depan Anak

Hati-hati, jangan asal bicara dan bertindak di hadapan anak.
Anak adalah cerminan orangtua. Artinya, segala tingkah laku orangtua, apakah itu baik atau tidak, tanpa disadari bisa memengaruhi perkembangan dan membentuk perilaku anak di masa depan. Lantas, seperti apa kesalahan-kesalahan yang kerap dilakukan orangtua terhadap anaknya? Simak penjelasan Psikolog Anak dari Rumah Sakit Royal Progress , Fika Frahesti Yunita  berikut ini.
Berbohong
Banyak orangtua sengaja berbohong di hadapan anaknya dengan dalih “demi kebaikan” atau sekadar menghindari sesuatu. Misalnya, “Nanti kalau Ibu Ine datang, bilang Mama enggak ada di rumah, ya.” Tanpa disadari orangtua, hal ini bisa memberikan dampak negatif pada anak. Buah hati juga akan menganggap berbohong adalah hal yang wajar dan terbiasa berbohong untuk lepas dari tanggung jawab. “Toh, Mama juga melakukan itu, kok.”
Marah Tak Terkendali
Anak pertama kali belajar ekspresi senang, marah, atau sedih dari orangtuanya. Oleh karena itu, jangan menunjukkan atau mengekspresikan kemarahan secara berlebihan di hadapan anak.
“Takutnya, hal itu ditiru anak. Jadi sebisa mungkin, ketika Anda ingin marah, usahakan untuk mengendalikan ekspresi kemarahan saat berada di depan anak,” ujar Fika.
Orangtua juga harus mengajari anak mencari solusi untuk masalah tersebut. Misalnya, “Mama sedang kesal dengan Si Anu. Sepertinya Mama harus mencari cara agar dia tidak mengulangi kesalahannya lagi.” Begitu pula ketika Anda sedang sedih. Ekspresikan kesedihan sewajarnya saja. Anda tidak ingin, kan, Si Kecil mudah depresi karena terbiasa melihat orangtua yang bergelung dalam kesedihan saat menghadapi masalah?
Menjelekkan Pasangan
 “Ibu sebal sama Bapak. Lama sekali kalau dimintai tolong!” Hati-hati, ah! Kalimat negatif tentang ayah atau ibu dari anak-anak seperti ini bisa diserap oleh anak, lho. Anak juga bisa tumbuh tidak menghargai orangtuanya.
Mengumpat atau Berperilaku Kasar
Terbiasa berkata-kata kasar atau kotor, meski Anda sedang tak marah, secara tidak langsung akan mengajarkan anak untuk berperilaku agresif terhadap orang di sekitarnya.
Menyepelekan Sesuatu
Saat Anda sedang berbincang mengenai sebuah urusan dengan pasangan dan kebetulan anak Anda ada di tempat yang sama, tanpa sengaja Anda berkata, “Kamu kasih uang saja ke orang itu supaya urusannya cepat selesai.”
Tahukah Anda? Tanpa sadar Anda sedang mengajarkan anak menjadi pribadi yang menggampangkan segala sesuatu. Ucapan ini juga akan membuat anak selalu mencari jalan pintas untuk keluar dari masalah yang ia hadapi.
Mengambil Alih Tugas
Mungkin Anda sedang tidak sabar atau ingin urusan cepat selesai, maka Anda mengambil alih tugas anak atau menyuruh orang lain menyelesaikannya. “Ya sudah, biar Si Mbok nanti yang merapikan mainanmu. Sekarang kamu mandi saja sana.” Percayalah, nantinya anak Anda bakal melepas tanggung jawabnya dengan sesuka hati. Ia juga akan terus berharap atau menyuruh orang lain mengambil alih tugasnya.
Menyombongkan Diri
“Saya pernah menemukan anak yang sering mengatakan ini, ‘Kalau bukan karena aku, tugasnya enggak bakal selesai!’“ ujar Fika. Setelah diselidiki, menurut Fika, ternyata orangtua Si Anak terbiasa menggunakan kata-kata seperti itu di rumah. Selain dianggap sombong, mungkin saja Si Anak kurang disenangi di lingkungannya.
Ingkar Janji
“Ayah, kan, sudah janji kalau hari Sabtu ini mau antar aku beli buku,” kata anak Anda sambil merengek setelah Anda membatalkan janji untuk kesekian kalinya. Ingkar dari janji, hanya sekali atau berkali-kali, bisa menghilangkan rasa percaya anak kepada Anda sebagai orangtua. Anda juga akan dicap sebagai orang yang tak bisa diandalkan.
Tidak Menegur Anak Ketika Berlaku Salah
“Ini termasuk kasus yang sering saya temui. Ketika anak berperilaku tidak baik, orangtua biasanya langsung bereaksi marah. Tetapi, ketika anak berbuat baik, orangtuanya tak memberi respons. Atau, ada juga orangtua yang tidak pernah menegur anaknya ketika jelas-jelas berbuat salah,” papar Fika. Dampaknya pada anak, ia sulit membedakan mana yang salah atau benar, serta terbiasa berbuat sesuka hatinya karena merasa tidak akan diawasi oleh orangtua.
Tidak Meminta Maaf
Meminta maaf jika melakukan kesalahan biasanya menjadi salah satu pelajaran yang sering diajarkan orangtua kepada anak. Tetapi, kadang ketika orangtua melaku­kan kesalahan, mere­ka lupa dan enggan­ meminta maaf. Atau, bahkan malah membela diri dan menyalahkan anak. Jika Anda tetap berperilaku seperti ini, jangan heran kalau nanti anak Anda akan tum­buh menjadi anak yang sulit mengakui kesalahan dan melempar kesalahannya kepada orang lain.
Asal Anak Senang
Dengan alibi malas mendengar keluhan dan rengekan anak, Anda cenderung menuruti setiap kemauannya. Padahal apa yang diminta anak belum tentu baik baginya.
Segera perbaiki perilaku ini. Jika tidak, anak akan menjadikan rengekan sebagai senjata dan menganggap kalau ia bisa mendapatkan apa pun yang ia inginkan hanya dengan merengek. Kebiasaan mengabulkan setiap permintaan anak juga akan membuat anak tidak patuh. Padahal, sejatinya, anak-anak harus belajar patuh kepada orangtua yang berperan sebagai nakhoda dalam rumah tangga.

Ester Sondang
Sumber : http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Anak/Salah-Ucap-di-Depan-Anak 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar