Mengembangkan potensi anak bisa dilakukan dengan berbagai macam cara.
Permainan adalah salah satunya, yang justru kerap disepelekan orang
tua. Padahal bermain selain memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi
lingkungan juga dapat mengembangkan kreativitas anak akan nilai, sikap,
toleransi, serta pemahaman.
Tiga tahun pertama merupakan periode emas perkembangan otak anak.
Pada masa itu, ia membutuhkan banyak stimulasi. Semakin banyak stimulasi
yang diberikan, maka hubungan koneksi antar saraf akan semakin banyak.
Artinya, anak akan semakin cerdas. Salah satu bentuk stimulasinya adalah
mainan.
Bermain merupakan cara untuk mengeskpresikan perasaan dan emosi yang
lebih cepat dibandingkan menyampaikan ekspresi secara verbal.
Pentingnya Bermain
Fungsi bermain bagi anak adalah inti dari proses pembelajaran. Melalui
bermain anak bisa membangun pemahaman dan pengetahuan. Dengan kegiatan
bermain yang positif, anak dapat melatih perkembangan otak dan motorik
seperti melatih menggunakan otot tubuhnya dan menstimulasi
penginderaannya.
Bermain menjadikan anak mampu menjelajahi dunia sekitarnya, mengenali
lingkungan tempat ia tinggal termasuk mengenali diri sendiri. Sehingga
kemampuan fisik anak semakin terlatih, begitu pula kemampuan kognitif
dan kemampuannya untuk bersosialiasasi.
Setiap anak juga dapat mengembangkan ketrampilan emosinya, rasa
percaya diri pada orang lain, kemandirian, dan keberanian untuk
berinisiatif. Jadi kegiatan bermain merupakan sarana melatih ketrampilan
yang dibutuhkan anak untuk menjadi individual yang kompeten yang
membuat anak menyadari kemampuan dan kelebihannya.
5 Unsur Permainan
Belajar yang menyenangkan bagi anak harus diikuti dengan unsur-unsur
permainan. menurut Hughes, seorang ahli perkembangan anak dalam bukunya
Children, Play, and Development harus ada 5 unsur dalam kegiatan yang
disebut bermain.
Pertama, tujuan bermain adalah permainan itu sendiri
dan si pelaku mendapatkan kepuasan karena melakukannya (tanpa target),
bukan untuk misalnya mendapatkan penghargaan dan uang.
Kedua, permainan dipilih secara bebas. Anak bebas
memilih permainan apa yang hendak dimainkannya. Jadi, permainan dipilih
sendiri, dilakukan atas kehendak sendiri dan tidak ada yang menyuruh
ataupun memaksa.
Ketiga, haruslah menyenangkan anak yang bersangkutan dan dapat dinikmatinya.
Keempat, adanya unsur imajinasi atau khayalan dalam kegiatan bermain.
Kelima, dilakukan secara aktif dan sadar. Anak harus terlibat secara aktif dalam permainan yang dimainkannya.
Ciri-ciri Mainan Edukatif
1. Dibuat untuk merangsang kemampuan dasar pada balita
2. Memiliki banyak fungsi. Artinya, ada beberapa variasi mainan di dalam
satu mainan sehingga stimulasi yang diperoleh anak pun beragam
3. Mendorong kemampuan pemecahan masalah. Contohnya mainan bongkar pasang atau puzzle
4. Melatih ketelitian dan ketekunan anak. Tak sekadar menikmati, tetapi si kecil juga dituntut ketelitiannya saat memainkannya
5. Melatih konsep dasar. Artinya, si anak bisa mengenal dan
mengembangkan kemampuan dasar seperti bentuk, warna, tekstur, besaran.
Selain itu, mainan edukatif mampu melatih kerja saraf motorik halus
6. Merangsang kreativitas anak. Anak-anak semakin kreatif melalui variasi mainan yang dilakukan
Dengan bermain, anak-anak akan mengalami konsep untuk hidup secara
langsung seperti bagaimana rasanya menang atau kalah. Maka, konsep
tersebut akan lebih meresap dalam diri mereka secara lebih dalam,
daripada bila konsep tersebut hanya disampaikan secara lisan.
Sumber : http://pondokibu.com/bermain-tumbuhkan-potensi-anak-2.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar