Siapa bilang pendidikan tentang seks baru anak perlukan setelah memasuki masa praremaja? Clara Kriswanto, psikolog Jagadnita Consulting, dalam bukunya Seks, Es Krim dan Kopi Susu,
mengingatkan, pendidikan seks untuk anak harus dimulai sejak dini,
bahkan sejak usia 0 - 5 tahun (masa balita). Dan proses ini akan
berlangsung hingga anak mencapai tahap remaja akhir.
Mengapa
hal ini penting? Pendidikan seks yang ditanamkan sejak dini akan
mempermudah anak dalam mengembangkan harga diri, kepercayaan diri,
kepribadian yang sehat, dan penerimaan diri yang positif. Di sini peran
orang tua benar-benar penting. Merekalah yang paling mengenal kebutuhan
anak, paling tahu perubahan dan perkembangan diri anak, serta bisa
memberi pendidikan seks secara alamiah sesuai tahap-tahap perkembangan
yang terjadi.
Bagaimana caranya mengajarkan hal ini setelah anak berusia di atas satu tahun? Inilah triknya:
-
Ajak anak mengenali bagian tubuhnya, dan jelaskan fungsi setiap bagian
dengan bahasa sederhana. Katakan bahwa tubuhnya adalah karunia yang
sangat berharga dan harus dijaga dengan baik.
- Bangun kebiasaan positif. Misalnya, tidak berganti baju di tempat terbuka, tidak pipis di sembarang tempat, dll.
- Tanamkan pentingnya menjaga organ tubuh tertentu, seperti alat vital, dari sentuhan orang lain. Tentu saja,
disertai penjelasan sederhana yang bisa ia terima dan mengerti dengan baik.
-
Biasakan anak berpakaian sesuai identitas kelaminnya sejak dini. Banyak
kelalaian orang tua untuk hal ini. Mereka membuat anak perempuan
menjadi tomboy dan anak laki-laki menjadi feminin. Dalam kondisi ekstrem, anak bahkan bisa mengalami kebingungan identitas seksual.
Hal-hal
seperti itulah yang menurut Clara bisa dikembangkan menuju perilaku
yang menjunjung sopan santun, serta peduli terhadap moral dan etika.
Yang pasti pula adalah akan sangat berguna dalam pengembangan konsep dan
citra diri positif anak dalam kehidupan sosialnya kelak.
Sumber : http://www.parenting.co.id/balita/cara+mengenalkan+seks+pada+balita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar