.

STOP Kekerasan dalam keluarga CIPTAKAN SUASANA NYAMAN DALAM KELUARGA

Jumat, 30 Januari 2015

Cegah Anak Menggunakan Kata Kasar dengan Cara Ini

Thursday, 29 January 2015, 17:30 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Balita cepat sekali belajar. Semua tindakan dan kebiasaan yang mereka lakukan bisa jadi karena terpengaruh dari lingkungan sekitarnya.
Jika anak bicara menggunakan kata yang kasar atau jorok, jangan dulu dimarahi. Tugas Anda sebagai orang tua adalah mengarahkannya kepada hal yang benar. Seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com, nilah cara mencegah anak menggunakan kata kasar.

Berhenti menggunakan kata-kata kasar
Jangan gunakan kata-kata kasar atau jorok di depan balita. Ingat balita menganggap Anda sebagai panutan mereka. Mereka akan mengamati, mendengarkan, dan melakukan semua tingkah laku Anda.

Jika ingin balita Anda berhenti menggunakan kata-kata kasar, Anda harus menjadi contoh yang sempurna bagi mereka.

Perhatikan apa yang mereka tonton
Batasi anak Anda saat acara TV atau program lain yang menggunakan bahasa kasar. Balita percaya semua yang mereka lihat dan dengar.

Media visual memunyai dampak yang parah. Anak Anda mungkin belajar menggunakan kata-kata kasar dari televisi.

Kenali teman-teman mereka. Anda harus mengenal teman-teman anak Anda dan cara mereka berbicara. Jika teman anak Anda  menggunakan kata-kata kasar, dia akan berpikir bahwa kata-kata kasar teman mereka bisa diterima siapa saja. Ajarkan anak Anda untuk mengikuti apa yang benar.

Biarkan anak tahu mengapa kata itu 'buruk'
Cobalah untuk menjelaskan pada anak Anda bahwa kata yang biasa dia gunakan tidak baik, dan tidak boleh digunakan. Jelaskan kepada anak Anda mengapa menggunakan kata yang kasar tidak dapat diterima di rumah dan di masyarakat.

Biarkan mereka memahami dengan jelas bahwa berbicara dengan benar akan membuat mereka diterima di mana saja.

Gunakan kata-kata yang tepat
Karena bahasa adalah hal baru untuk anak, mereka mungkin bingung antara kata yang baik dan yang buruk. Saat di rumah sebaiknya hanya menggunakan kata-kata yang tepat, sehingga anak Anda akan mengerti mana yang harus diikuti.
sumber : http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/parenting/15/01/29/nixp6m-cegah-anak-menggunakan-kata-kasar-dengan-cara-ini

Rabu, 14 Januari 2015

10 Pola Asuh Untuk Anak Cerdas

Kecerdasan anak hingga besar nanti dipengaruhi faktor lingkungan dan pola asuh yang diterimanya. Harus bagaimana agar ia tumbuh cerdas? Perhatikan 10 hal ini.
  1. Bebaskan anak mengeksplorasi lingkungan. Lingkungan menjadi sarana luas bagi anak untuk belajar tentang berbagai macam hal. Eksplorasi di alam memicu anak aktif bergerak juga meningkatkan rasa ingin tahu anak terhadap berbagai aspek kehidupan. Dorong anak mengeksplorasi lingkungan yang baru dikenalnya –misalnya sambil menyusuri sungai, ia belajar tentang sifat air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.  
  2. Ikuti minat anak. Untuk menggali potensi luar biasa di dalam diri anak, beri dukungan penuh pada bidang-bidang yang disukai anak, kalau perlu ikut berlatih dan menjadi teman berlatih yang menyenangkan untuknya.
  3. Tuturkan pengetahuan tentang dunia dan isinya. Berikan anak fasilitas dan kesempatan untuk mengenal dunia beserta seluruh aspek kehidupan. Ini membuat anak berpandangan terbuka terhadap berbagai berbagai hal ‘baru’ sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.
  4. Bacakan aneka buku pengetahuan secara rutin dengan suara yang keras dan intonasi yang benar. Selain menumbuhkan minat membaca anak, anak juga akan menyerap pengetahuan dari buku untuk menunjang minatnya. Kebiasaan membaca buku juga menanamkan ikatan batin antara Anda dan si kecil.
  5. Jadilah model yang baik. Anak akan meniru orang tuanya. Maka, orangtua wajib menjadi role model atau panutan terbaik bagi anak –dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari. Tunjukkan minat Anda untuk selalu belajar dan menemukan hal-hal baru yang menarik dan kreatif bersama anak. Tunjukkan dan terapkan pola hidup sehat. Tunjukkan pula sikap menghargai serta empati kepada setiap anggota keluarga, orang lain, serta mahkluk hidup lain.
  6. Seringlah bertanya kepada anak. Ajukan beberapa pertanyaan kepada anak yang akan memancingnya untuk memberi jawaban berupa penjelasan yang juga merangsangnya untuk adu argumentasi. Atau ajak dia berdiskusi. Anda dapat memulainya dengan menanyakan secara rinci seputar hal-hal yang ia minati atau yang sedang dilakukannya. Selanjutnya, kembangkan untuk menggali jawaban dan pendapat anak terhadap berbagai hal.   
  7. Beri kesempatan mengambil keputusan. Membiasakan anak untuk mengambil keputusan akan melatih anak untuk belajar sebab-akibat serta tanggung jawab. Melatih anak untuk mengambil keputusan juga akan memicu anak untuk belajar berpikir analitis dengan merangkaikan hal-hal yang sudah dipelajari dan dipahaminya.
  8. Tingkatkan kesempatan bersosialisasi. Semua pengalaman emosional yang diperoleh anak akan mempengaruhi pembentukan jalinan antar sel-sel saraf pada otaknya. Anak butuh kesempatan bersosialisasi seluas-luasnya karena akan memperkaya pengalaman emosional anak, serta sarana untuk belajar mengekspresikan perasaannya. Semakin baik kecerdasan emosional anak, semakin baik pula penyampaian rangsang antar sel-sel saraf pada otaknya.
  9. Cukupi kebutuhan gizinya. Nutrisi untuk otak, terutama DHA, terbukti berperan dalam perkembangan otak anak pada “periode emas”. Berikan konsumsi jenis makanan kelompok brain food, misalnya makanan sumber protein, untuk meningkatkan kemampuan berkonsentrasi, berpikir dan kewaspadaan.
  10. Jaga kesehatan anak. Olahraga atau latihan fisik tidak hanya membuat tubuh anak sehat, tapi juga membuat dia cerdas! Sebab, selain sirkulasi oksigen, gula dan zat gizi menjadi lancar ke seluruh tubuh dan otak, juga akan memicu produksi hormon untuk sel saraf (nerve growth factor). Dengan tubuh sehat, anak memiliki kesempatan luas untuk belajar berbagai hal, serta mengeksplorasi potensi kecerdasan dalam dirinya dengan optimal. Sumber dari : http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/balita/psikologi/10.pola.asuh.untuk.anak.cerdas/001/007/1080/1/1