.

STOP Kekerasan dalam keluarga CIPTAKAN SUASANA NYAMAN DALAM KELUARGA

Kamis, 30 Juli 2015

Berhasil Pegang Pensil Pertanda Anak Siap Sekolah

APAKAH anak Anda siap masuk taman kanak-kanak? Pada kenyataannya, tidak ada ciri-ciri spesifik yang dapat menentukan seorang anak siap memasuki dunia sekolah.
 
Namun, ada beberapa cara untuk melihat kalau anak sudah matang dan siap memasuki lingkungan baru secara fisik, sosial, dan kognitif.
 
Umumnya, usia menjadi patokan anak untuk masuk TK, yakni usia lima tahun pada pertengahan Juli saat dimulainya tahun ajaran baru. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa usia bukan cara terbaik untuk memutuskan apakah anak siap masuk sekolah dan sukses sebagai siswa.
Beberapa tahun terakhir, sekolah lebih fokus membangun kesiapan fisik, sosial, dan kognitif seorang anak masuk TK. Berikut beberapa cara untuk melihat kesiapan anak masuk TK bukan dari sisi usia.
1) Dapatkah anak mendengarkan instruksi dan kemudian mengikutinya? Anak-anak perlu keterampilan ini di dalam kelas, untuk mendengar instruksi guru dan bersaing dengan teman-temannya.
2) Apakah dia bisa memakai jaket sendiri atau pergi ke kamar mandi sendiri? Anak-anak perlu agak mandiri ketika masuk usia sekolah.
3) Bisakah dia membaca alfabet dan menghitung? Kebanyakan guru TK menganggap bahwa anak-anak memiliki setidaknya keakraban dasar dengan huruf ‘ABC’ dan angka meskipun mata pelajaran ini akan dibahas sebagai bagian dari kurikulum TK.
4) Bisakah dia memegang pensil? Memotong dengan gunting? Anak butuh keterampilan motorik halus untuk mulai bekerja menulis alfabet, guna bersaing di dalam kelas.
5) Apakah ia menunjukkan minat pada buku? Apakah ia mencoba untuk "membaca" buku dengan menceritakan sebuah cerita berdasarkan gambar? Ini adalah tanda bahwa perkembangan bahasanya sudah setara dengan anak TK lain dan ini menunjukkan bahwa dia siap untuk mulai belajar seperti bagaimana ia membaca.
6) Apakah dia penasaran dan suka belajar hal-hal baru? Jika rasa ingin tahu anak lebih kuat dari rasa takutnya dengan sesuatu yang asing, dia akan melakukannya dengan baik di sekolah.
7) Apakah dia bergaul baik dengan anak-anak lain? Apakah dia mau berbagi dan tahu bagaimana bergiliran? Dia akan berinteraksi dengan anak-anak lain sepanjang hari, sehingga keterampilan sosial anak sangat penting untuk keberhasilannya di sekolah.
8) Bisakah dia bekerja sama dengan orang lain sebagai bagian dari kelompok? Menomorduakan kepentingannya sendiri, kompromi dan bergabung dalam konsensus dengan anak-anak lainnya, juga merupakan bagian dari kompetensi emosional.
Jika sebagian besar pertanyaan-pertanyaan di atas dapat dilakukan anak Anda dan "kadang-kadang" untuk sebagian, maka anak Anda siap masuk TK. Jika tidak, orangtua perlu memasuki anak ke prasekolah atau PAUD lebih dulu. Demikian dilansir Babycenter, Selasa (28/7/2015).
Sumber  : http://lifestyle.okezone.com/read/2015/07/27/196/1186189/berhasil-pegang-pensil-pertanda-anak-siap-sekolah

Rabu, 29 Juli 2015

Cara Cerdas Atasi Anak Berwatak Keras

KARAKTER anak sudah mulai terbaca sejak kecil. Orangtua yang memberi perhatian penuh kepada anak pasti mengetahui anak akan tumbuh dengan karakter seperti apa. Lantas, bagaimana bila anak memliki watak keras?
 
Sejak anak baru belajar berjalan akan terlihat apakah ia akan tumbuh menjadi pribadi yang keras atau lunak. Misalnya, dari bagaimana si anak ingin berlari, menjangkau atau meraih sesuatu. Anak berwatak keras sulit dilarang dengan kata-kata untuk tidak mendekati kabel listrik di belakang televisi. Meski orangtua sudah menutupi, menarik tangannya, dan menghalangi.
Anak berwatak keras belum tentu buruk. Orangtua bisa mengambil keuntungan ini bila dapat mendidik dengan cara yang benar. Anak berwatak keras berarti memiliki kemauan kuat untuk sukses di masa depan. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk mendidik anak berwatak keras agar tumbuh di jalur terarah.
Membatasi keinginan anak
Anak berwatak keras sulit dilarang bila menginginkan sesuatu dan punya banyak kemauan. Ketika dihadapkan pada berbagai pilihan dia pasti ingin mendapat semuanya. Termasuk pakaian, makanan, dan mainan. Bila orangtua dihadapkan pada situasi ini, solusinya adalah beri dia pilihan satu di antara dua. Hal ini dimaksud agar anak dapat menentukan pilihan dan lebih fokus bila mengerjakan sesuatu. Jangan menyerah bila anak merengek.
Tegas dengan aturan dan kata-kata
Apabila anak menentang atau tidak setuju dengan kata-kata Anda, jangan pernah menyerah untuk menunjukkan bahwa sikap buruk dan keras tidak akan memenangkan keinginannya. Hal itu mengajarkan anak menghargai aturan orang lain. Setelah itu dia akan berupaya belajar untuk tidak mempertahankan watak kerasnya.
Fokus mengarahkan ke kegiatan positif
Bidang akademis, seni, dan persahabatan memfasilitasi anak berkemauan keras ini untuk menjadi unggul dalam suatu bidang. Ketika mereka menemukan masalah sulit, dia akan semakin gigih. Demikian dilansir Familyshare, Rabu (29/7/2015).(vin)
sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2015/07/28/196/1186772/cara-cerdas-atasi-anak-berwatak-keras?ref=yfp

Senin, 27 Juli 2015

Dua Cara Agar Anak Mau Dengarkan Orang Tua

REPUBLIKA.CO.ID, Emosi orang tu tersulut biasanya karena anak tidak mau makan, tidak mau mandi, mengotorkan rumah dan lainnya. Anda sudah mengingatkan anak, tapi mereka tak mau mendengar. Bagaimana caranya agar anak mau mendengarkan Anda?

Bicara perlahan, dengan jeda
Dikutip dari Popsugar, Senin (27/7), ketika kata-kata atau permintaan orang tua yang disampaikan dengan intensitas paling cepat anak akan mundur secara tidak sadar di belakang. Mereka tidak akan mendengarkan Anda. Berusahalah untuk sadar dan tidak membebani orang lain atau anak secara emosional. Pastikan bahwa Anda memberi mereka suatu atau dua momen untuk mencerna apa yang Anda katakan sebelum melangkah ke tahapan berikutnya.

Lihat dan sesuaikan bahasa tubuh
Perhatikan bahasa tubuh anak Anda adalah satu cara yang baik untuk melihat apakah yang sudah Anda katakan pada mereka. Jika Anda tidak akan dapat melewatinya, jangan salahkan mereka atau buat mereka sadar diri dengan menyebutkan perhatian mereka pada apa yang tubuh mereka lakukan. Bukan menyesuaikan apa yang Anda lakukan.

Buatlah kontak mata, jangkau mereka dan berikan sentuhan lembut di atas bahu untuk mengubah sebuah koneksi, sejajarkan mata Anda dengan mata anak, bukan pada wajahnya. Modulasi suara Anda karena kata-kata hangat akan lebih diterima dari pada kata-kata dingin yang menuduh.

Ingat bagaimana perkataan Anda mengubah satu tempat Anda dalam hubungan dengan mereka dan menambah kemungkinan mendengarkan, apakah Anda berbicara kepada orang dewasa dan anak anak.

sumber : http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/parenting/15/07/27/ns4bl5328-dua-cara-agar-anak-mau-dengarkan-orang-tua?ref=yfp