.

STOP Kekerasan dalam keluarga CIPTAKAN SUASANA NYAMAN DALAM KELUARGA

Jumat, 31 Agustus 2012

Dampak Kekerasan Terhadap Anak


Dampak Kekerasan terhadap Anak. Moore (dalam Nataliani, 2004) menyebutkan bahwa efek tindakan dari korban penganiayaan fisik dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori. Ada anak yang menjadi negatif dan agresif serta mudah frustasi; ada yang menjadi sangat pasif dan apatis; ada yang tidak mempunyai kepibadian sendiri; ada yang sulit menjalin relasi dengan individu lain dan ada pula yang timbul rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya sendiri. Selain itu Moore juga menemukan adanya kerusakan fisik, seperti perkembangan tubuh kurang normal juga rusaknya sistem syaraf.
Anak-anak korban kekerasan umumnya menjadi sakit hati, dendam, dan menampilkan perilaku menyimpang di kemudian hari. Bahkan, Komnas PA (dalam Nataliani, 2004) mencatat, seorang anak yang berumur 9 tahun yang menjadi korban kekerasan, memiliki keinginan untuk membunuh ibunya.
Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan kekerasan terhadap anak (child abuse) , antara lain;
1) Dampak kekerasan fisik, anak yang mendapat perlakuan kejam dari orang tuanya akan menjadi sangat agresif, dan setelah menjadi orang tua akan berlaku kejam kepada anak-anaknya. Orang tua agresif melahirkan anak-anak yang agresif, yang pada gilirannya akan menjadi orang dewasa yang menjadi agresif. Lawson (dalam Sitohang, 2004) menggambarkan bahwa semua jenis gangguan mental ada hubungannya dengan perlakuan buruk yang diterima manusia ketika dia masih kecil. Kekerasan fisik yang berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama akan menimbulkan cedera serius terhadap anak, meninggalkan bekas luka secara fisik hingga menyebabkan korban meninggal dunia;
2) Dampak kekerasan psikis. Unicef (1986) mengemukakan, anak yang sering dimarahi orang tuanya, apalagi diikuti dengan penyiksaan, cenderung meniru perilaku buruk (coping mechanism) seperti bulimia nervosa (memuntahkan makanan kembali), penyimpangan pola makan, anorexia (takut gemuk), kecanduan alkohol dan obat-obatan, dan memiliki dorongan bunuh diri. Menurut Nadia (1991), kekerasan psikologis sukar diidentifikasi atau didiagnosa karena tidak meninggalkan bekas yang nyata seperti penyiksaan fisik. Jenis kekerasan ini meninggalkan bekas yang tersembunyi yang termanifestasikan dalam beberapa bentuk, seperti kurangnya rasa percaya diri, kesulitan membina persahabatan, perilaku merusak, menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol, ataupun kecenderungan bunuh diri;
3) Dampak kekerasan seksual. Menurut Mulyadi (Sinar Harapan, 2003) diantara korban yang masih merasa dendam terhadap pelaku, takut menikah, merasa rendah diri, dan trauma akibat eksploitasi seksual, meski kini mereka sudah dewasa atau bahkan sudah menikah. Bahkan eksploitasi seksual yang dialami semasa masih anak-anak banyak ditengarai sebagai penyebab keterlibatan dalam prostitusi. Jika kekerasan seksual terjadi pada anak yang masih kecil pengaruh buruk yang ditimbulkan antara lain dari yang biasanya tidak mengompol jadi mengompol, mudah merasa takut, perubahan pola tidur, kecemasan tidak beralasan, atau bahkan simtom fisik seperti sakit perut atau adanya masalah kulit, dll (dalam Nadia, 1991);
4) Dampak penelantaran anak. Pengaruh yang paling terlihat jika anak mengalami hal ini adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak,  Hurlock (1990) mengatakan jika anak kurang kasih sayang dari orang tua menyebabkan berkembangnya perasaan tidak aman, gagal mengembangkan perilaku akrab, dan selanjutnya akan mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang akan datang.
Dampak kekerasan terhadap anak lainnya (dalam Sitohang, 2004) adalah kelalaian dalam mendapatkan pengobatan menyebabkan kegagalan dalam merawat anak dengan baik. Kelalaian dalam pendidikan, meliputi kegagalan dalam mendidik anak mampu berinteraksi dengan lingkungannya gagal menyekolahkan atau menyuruh anak mencari nafkah untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah.
Berdasarkan uraian diatas dampak kekerasan terhadap anak antara lain; 1) Kerusakan fisik atau luka fisik; 2) Anak akan menjadi individu yang kukrang percaya diri, pendendam dan  agresif: 3) Memiliki perilaku menyimpang, seperti, menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol, sampai dengan kecenderungan bunuh diri; 4) Jika anak mengalami kekerasan seksual maka akan menimbulkan trauma mendalam pada anak, takut menikah, merasa rendah diri, dll; 5) Pendidikan anak yang terabaikan.

Sumber : http://www.duniapsikologi.com/dampak-kekerasan-terhadap-anak/

Rabu, 08 Agustus 2012

Kembangkan Kreatifitas Si Kecil

Pada dasarnya semua anak adalah kreatif, dan selalu ingin tau hal-hal baru, hanya saja yang membedakannya adalah pembatasan-pembatasan dari lingkungan dan rasa antusiasme si Kecil yang bervariasi. Sebagai orangtua, kewajibannya adalah mengexplor bakat dan minat si Kecil sejak dini. Tidaklah sulit karena dengan sendirinya kemampuan-kemampuan yang menonjol akan keluar dan terlihat dengan jelas, orang tua hanya perlu memfasilitasi dan mengembangkannya sebagaimana aslinya.
Tidak menuntut keinginan
Sosok orangtua yang baik bukanlah yang menuntut segala sesuatu sesuai dengan keinginannya. Contoh: menginginkan si Kecil menjadi ahli musik sedangkan bakat si Kecil lebih suka menggambar yang menjurus kepada seni rupa. Hal ini tidak akan berhasil karena ketidakcocokan minat. Sebagai orangtua, harus dapat menerima kelebihan dan kekurangan si Kecil. Selalu dapat mensugesti bahwa dia mampu.
Anak adalah unik
Seringkali orangtua membandingkan si Kecil dengan anak lain, seolah-olah selalu saja ada kekurangan si Kecil. Orangtua harus selalu menyadari bahwa anak adalah unik. Masing-masing individu sama dengan halnya dengan orang dewasa, tidak suka dibandingkan dengan orang lain, dan tidak akan bisa disamakan dengan anak lain.
Kreatifitas multidimensi
Wujud kreatifitas si Kecil bisa saja berbeda-beda, setiap pulang dari sekolahnya mendapatkan hal baru yang ia sukai, akan langsung ia pamerkan kepada orangtua di rumahnya, namun, jika kreatifitas tersebut tidak ia sukai dan tidak mengambil sedikitpun perhatiannya, dengan dipaksapun akan sulit dikembangkan. Contoh : si Kecil mendapat cara-cara cepat dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam matematika, ia akan mencoba memamerkannya kepada orangtua bahwa ia bisa dengan cepat dalam berhitung, namun pada saaat ada pelajaran seni tari di sekolah, ia tidak akan mengulanginya di rumah. Kreatifitas itu mulitidimensional, dan setiap anak memiliki dimensi kreatifitasnya sendiri-sendiri.
Memberi contoh
Memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap apa-apa yang tengah dikerjakan oleh anak-anak kita, misalnya dengan ikut melakukan aktifitas bersama anak dan memperkenalkan hal baru dan gagasan-gagasan yang berhubungan dengan aktifitas tersebut. Beri tahu cara yang baik, resiko serta keuntungannya dan biarkan si Kecil berfikir tentang hobby barunya itu. Berikan waktu, tempat, kemudahan dan bahan-bahan agar si Kecil semakin kreatif.
Lakukan dengan santai
Biasanya orangtua lebih menyukai melihat langsung hasil jadi dari kreatifitas anak, dan bukan proses belajar mencapai tujuannya. Padahal dalam prose situ akan terlihat dengan jelas bagaimana mereka memecahkan masalah, berusaha dan menikmati keberhasilan. Lakukan proses ini dengan santai dan dengan perspektif si Kecil, bukan atas dasar cara pandang seorang dewasa. Ketegangan dankekakuan hanya akan membuat si kecil tidak enjoy dalam mengembangkan bakatnya.
Selalu kembangkan ciri anak kreatif sebagi berikut :
  1. Spontan
  2. Rasa ingin tahu
  3. Lancar berpikir
  4. Detail oriented
  5. Orisinalitas ide
Sumber : http://www.info-sehat.com/inside_level2.asp?artid=1528&secid=23&intid=3

Selasa, 07 Agustus 2012

Bermain Tumbuhkan Potensi Anak

Mengembangkan potensi anak bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Permainan adalah salah satunya, yang justru kerap disepelekan orang tua. Padahal bermain selain memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan juga dapat mengembangkan kreativitas anak akan nilai, sikap, toleransi, serta pemahaman.
Tiga tahun pertama merupakan periode emas perkembangan otak anak. Pada masa itu, ia membutuhkan banyak stimulasi. Semakin banyak stimulasi yang diberikan, maka hubungan koneksi antar saraf akan semakin banyak. Artinya, anak akan semakin cerdas. Salah satu bentuk stimulasinya adalah mainan.
Bermain merupakan cara untuk mengeskpresikan perasaan dan emosi yang lebih cepat dibandingkan menyampaikan ekspresi secara verbal.
Pentingnya Bermain
Fungsi bermain bagi anak adalah inti dari proses pembelajaran. Melalui bermain anak bisa membangun pemahaman dan pengetahuan. Dengan kegiatan bermain yang positif, anak dapat melatih perkembangan otak dan motorik seperti melatih menggunakan otot tubuhnya dan menstimulasi penginderaannya.
Bermain menjadikan anak mampu menjelajahi dunia sekitarnya, mengenali lingkungan tempat ia tinggal termasuk mengenali diri sendiri. Sehingga kemampuan fisik anak semakin terlatih, begitu pula kemampuan kognitif dan kemampuannya untuk bersosialiasasi.
Setiap anak juga dapat mengembangkan ketrampilan emosinya, rasa percaya diri pada orang lain, kemandirian, dan keberanian untuk berinisiatif. Jadi kegiatan bermain merupakan sarana melatih ketrampilan yang dibutuhkan anak untuk menjadi individual yang kompeten yang membuat anak menyadari kemampuan dan kelebihannya.
5 Unsur Permainan
Belajar yang menyenangkan bagi anak harus diikuti dengan unsur-unsur permainan. menurut Hughes, seorang ahli perkembangan anak dalam bukunya Children, Play, and Development harus ada 5 unsur dalam kegiatan yang disebut bermain.
Pertama, tujuan bermain adalah permainan itu sendiri dan si pelaku mendapatkan kepuasan karena melakukannya (tanpa target), bukan untuk misalnya mendapatkan penghargaan dan uang.
Kedua, permainan dipilih secara bebas. Anak bebas memilih permainan apa yang hendak dimainkannya. Jadi, permainan dipilih sendiri, dilakukan atas kehendak sendiri dan tidak ada yang menyuruh ataupun memaksa.
Ketiga, haruslah menyenangkan anak yang bersangkutan dan dapat dinikmatinya.
Keempat, adanya unsur imajinasi atau khayalan dalam kegiatan bermain.
Kelima, dilakukan secara aktif dan sadar. Anak harus terlibat secara aktif dalam permainan yang dimainkannya.
Ciri-ciri Mainan Edukatif
1. Dibuat untuk merangsang kemampuan dasar pada balita
2. Memiliki banyak fungsi. Artinya, ada beberapa variasi mainan di dalam satu mainan sehingga stimulasi yang diperoleh anak pun beragam
3. Mendorong kemampuan pemecahan masalah. Contohnya mainan bongkar pasang atau puzzle
4. Melatih ketelitian dan ketekunan anak. Tak sekadar menikmati, tetapi si kecil juga dituntut ketelitiannya saat memainkannya
5. Melatih konsep dasar. Artinya, si anak bisa mengenal dan mengembangkan kemampuan dasar seperti bentuk, warna, tekstur, besaran. Selain itu, mainan edukatif mampu melatih kerja saraf motorik halus
6. Merangsang kreativitas anak. Anak-anak semakin kreatif melalui variasi mainan yang dilakukan
Dengan bermain, anak-anak akan mengalami konsep untuk hidup secara langsung seperti bagaimana rasanya menang atau kalah. Maka, konsep tersebut akan lebih meresap dalam diri mereka secara lebih dalam, daripada bila konsep tersebut hanya disampaikan secara lisan.

Sumber : http://pondokibu.com/bermain-tumbuhkan-potensi-anak-2.html

Senin, 06 Agustus 2012

Mendidik Anak Berpuasa di Bulan Ramadhan

Bulan ramadhan telah tiba, bulan dimana umat muslim diwajibkan untuk berpuasa. Ada baiknya bagi orang tua untuk juga memperkenalkan ibadah puasa pada anak yang sudah cukup mampu untuk melaksanakan ibadah wajib ini. Mendidik anak untuk berpuasa sejak dini agar saat anak sudah diharuskan berpuasa, anak sudah terbiasa.
Bagi para orang tua, terkadang kesulitan mencari cara bagaimana mengajarkan puasa pada anak-anak sejak dini. Mengajarkan puasa bagi anak yang pertama kali puasa bukanlah hal yang mudah. Anak-anak yang tidak tahan lapar biasanya tidak bisa melakukan puasa selama sehari penuh. Ada orang tua yang membiarkan dan menunggu hingga anak-anak itu siap dengan sendirinya, dan ada pula orang tua yang bersedia repot-repot melakukan sejumlah cara untuk membujuk.
Berikut adalah tips mendidik anak-anak agar terbiasa berpuasa :
Menjelaskan Makna Ramadhan pada Anak
Untuk mengajarkan anak berpuasa, coba jelaskan tentang makna ramadhan. Tentu saja untuk memberikan anak pengetahuan tentang puasa dan ibadah-ibadah di bulan ramadhan ini dengan menggunakan bahasa anak dan dengan menyenangkan. Salah satu caranya bisa melalui cerita, anak diberikan cerita-cerita anak islami, dogeng yang berisi tentang makna bulan suci ini. Serta yang paling penting adalah orang tua memberi contoh.
Melakukan Puasa Bertahap bagi Anak
Bagi anak untuk melaksanakan puasa penuh tentu tidak mudah. Untuk belajar puasa anak bisa dilatih untuk makan di saat lapar dan makan tidak sampai kekenyangan. Jika sudah terbiasa, anak bisa diajak untuk berpuasa secara bertahap, misalnya untuk seminggu pertama anak berpuasa selama satengah hari sampai dhuhur, lalu bisa bertahap sampai jika sudah dirasa kuat sampai maghrib.
Memberikan Semangat dan Motivasi pada Anak
Orang tua sebaiknya selalu memberikan semangat pada anak untuk melaksanakan ibadah puasa, semangat itu bisa berupa kalimat langsung, contohnya “Ayo semangat Adek… kurang satu jam lagi kok “. Jika anak tidak tahan, maka biarkan dulu mereka makan, lalu disambung lagi. Berikan penghargaan untuk memotivasi mereka. Penghargaan yang kita berikan tidak harus dalam bentuk barang, bisa dalam bentuk pujian, ungkapan rasa senang, serta kedekatan emosi, seperti sentuhan, pelukan atau belaian.
Mengajak Anak Terlibat Langsung
Ajaklah anak terlibat ketika saat berbuka, tarawih, makan malam, dan sahur sejak dini. Orang tua bisa memberi contoh yang baik untuk anak ketika bulan ramadhan, tidak mengeluh ketika beratnya berpuasa ketika beraktivitas. Melakukan aktivitas yang menyenangkan dan menjalani puasa dengan penuh kesabaran.
Memberikan Menu Favorit dan Bergizi untuk Anak
Ketika berpuasa orang tua sementara harus menyembunyikan makanan-makanan yang dapat menggoda puasa anak. Tetapi ketika berbuka berusaha untuk menyajikan makanan favoritnya. Khususnya ketika makan sahur, agar anak bersemangat untuk makan sahur.
Pada malam hari, ada baiknya anak makan lagi sebelum tidur atau pada saat-saat senggang di waktu malam. Jangan lupa untuk memberikan makanan yang mengandung gizi yang seimbang untuk anak. Beri makanan atau minuman yang mengandung gula saat buka. Untuk sahur, perbanyaklah makanan dari jenis protein dan lemak seperti susu, daging, nasi, telur, ikan, dan lainnya sebagai cadangan energi.
Jangan Memarahi Anak
Jika anak tidak bisa berpuasa sesusai dengan target yang sudah direncanakn sebelumnya, jangan memarahinya karena hal itu akan membuat anak anda berani berbohong demi tidak mendapat marah dari anda. Menghargai anak jika anak telah mengerjakan kebaikan, tetapi jangan dicela bila belum berhasil.
Mengenalkan dan mengajarkan puasa pada anak-anak sejak dini, agar mereka lebih mengenal apa dan bagaimana puasa itu, sehingga nantinya akan terbiasa. Semoga tips mendidik anak berpuasa diatas bermanfaat.

Sumber : http://pondokibu.com/mendidik-anak-berpuasa-di-bulan-ramadhan.html

Jumat, 03 Agustus 2012

Anak dan Internet

Tahukah anda seberapa lama anak anda menghabiskan waktu untuk internet-an? Penelitian baru mengisyaratkan kebanyakan orang tua jelas-jelas meremehkan jumlah waktu yang digunakan anak-anaknya untuk online.
Menurut Center for Media Research (Pusat Penelitian Media), kebanyakan orang tua di Amerika Serikat memperkirakan bahwa anak-anak mereka menghabiskan waktu sekitar dua jam sebulan untuk internet-an. Pada kenyataannya, anak-anak dan remaja menghabiskan lebih dari 20 jam sebulan untuk menjelajah Web.
Selain itu, sekitar 41 persen dari para remaja di AS mengklaim orang tua mereka tidak punya ide apapun yang mesti dilihat di internet. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan online yang paling terkenal adalah kencan online (23 persen), mengunjungi situs jejaring sosial (50 persen), dan bermain games (72 persen).
Norton Online Living Report menyatakan bahwa 76 persen para remaja AS yang berusia antara 13-17 tahun “senantiasa” atau “seringkali” mengunjungi situs-situs jejaring sosial. Ketika digunakan dengan baik, situs-situs jejaring sosial menyediakan bidang online yang besar dimana anak-anak dan remaja dapat berinteraksi dengan teman-teman dan anggota keluaga mereka.
Akan tetapi, situs-situs ini sering menciptakan berbagai ilusi tentang menjadi tempat persinggahan yang aman bagi pertukaran informasi pribadi dan berbagai cerita dengan orang-orang yang belum dikenal. Menurut Norton Online Living Report, 4 dari 10 remaja, yang berusia 13-17 tahun, telah menerima suatu permintaan online tentang informasi pribadi. Selain itu, 16 persen dari anak-anak di AS telah didekati secara online oleh orang yang tidak dikenal. Kehidupan orang dewasa di AS umumnya meremehkan angka ini; kebanyakan hanya meyakini 6 persen dari anak-anak yang pernah didekati oleh orang tak dikenal.
Apa arti angka-angka ini bagi kita? Para orang tua perlu lebih memastikan bahwa anak-anak atau remaja mereka aman ber-internet. Rata-rata, menurut Norton Online Living Report, hanya sepertiga dari para orang tua di seluruh dunia yang menetapkan kontrol orang tua atau memantau penggunaan internet anak-anak mereka.
Apa yang banyak orang tidak sadari adalah bahwa komunikasi dengan orang lain secara online tersedia dimana-mana. Bahkan game online dipadukan dengan pesan singkat (instant messaging) dan chat (obrolan online) – begitu cepat sehingga kebanyakan orang tua tidak menyadari anak-anak mereka sedang berinteraksi dengan semua orang yang tidak dikenal.
Pendukung keamanan internet dari Symantec, sebuah perusahaan internet security, meyakini para orang tua tidak tahu menahu tentang apa yang dilakukan anak-anak mereka secara online, dan bahwa ada pembagi digital yang jelas antara para orang tua dan ‘kecerdasan dunia maya’ anak-anak mereka.
Untuk membantu memastikan bahwa anak-anak masih aman saat menjelajah internet, pastikan mereka mengikuti aturan-aturan berikut :
* Jaga kerahasiaan informasi pribadi
* Tolak permintaan pertemanan dari orang yang belum mereka kenal
* Waspadai orang yang tak dikenal yang ingin bertemu secara pribadi
* Laporkan perilaku apapun yang mencurigakan ke anda, ke website, dan polisi, bila perlu.
Komputer merupakan bagian dari kehidupan bagi kebanyakan anak-anak sekarang ini. Internet dapat menjadi tempat yang mendidik dan informatif, tapi ia juga dapat menimbulkan resiko dan mengancam keamanan anak-anak jika digunakan secara tidak benar. Adalah penting bagi para orang tua untuk menjadi terbiasa dengan internet guna menetapkan peraturan dan memantau penggunakan komputer anak-anak mereka.
Biaya internet yang semakin murah didukung beberapa terobosan yang dilakukan oleh pemerintah telah membuat internet semakin populer di setiap keluarga Indonesia.Tidak ada yang memungkiriHumbleisthepolice.org Internet telah menjadi sumber informasi bagi seluruh anggota keluarga. Di perkirakan dalam beberapa tahun kedepan pengguna Internet di Indonesia akan menembus angka 50 Juta Pengguna.
Banyaknya pilihan provider internet membuat koneksi internet menjelajah jauh masuk ke dalam banyak rumah keluarga Indonesia yang alhasil mempermudah pengenalan internet pada anak.
Akses informasi yang kaya tersebut harus disadari bagaikan pedang bermata dua, Internet merupakan sarana edukasi yang menyenangkan bagi anak, namun di satu sisi dapat juga menjadi akses bagi anak untuk mengetahui informasi yang tidak sesuai dengan umur mereka. Belum lagi kemungkinan anak untuk berinteraksi dengan orang asing yang tidak Ia kenal yang dapat membahayakan anak kita.
Banyak tips untuk melindungi anak kita dari hal-hal negative yang ada internet; berikut satu diantaranya yang dapat anda dapatkan dari situs FBI : A Parent’s Guide to Internet safety.
Dalam situs tersebut diinformasikan indikasi kemungkinan anak anda berada dalam bahaya penggunaan Internet :
* Anak anda mengabiskan waktu yang lama untuk online terutama di malam   hari
* Anda menemukan materi Pornography di komputer anak anda
* Anak anda sering melakukan / menerima panggilan telephone dari orang   yang tidak anda kenal dan sering diantaranya merupakan panggilan   jarak jauh
* Anak anda menerima hadiah, surat dari orang yang tidak anda kenal
* Dengan cepat anak anda mematikan monitor atau mengganti layar pada   saat anda mendekat.
* Menarik diri dari Keluarga
* Menggunakan account online yang bukan miliknya.
Apa yang harus anda lakukan untuk meminimalisir anak resiko anak anda akan bahaya di Internet :
* Komunikasikan secara terbuka akan bahaya yand terdapat di internet   termasuk eksploitasi seks.
* Sempatkan waktu bersama anak anda untuk mengetahui tempat-tempat   favorite mereka di Internet
* Tempatkan komputer di tempat terbuka dimana seluruh anggota keluarga   dapat mengakses dan melihatnya, jangan di kamar anak. Penyalahgunaan   internet terutama yang bebau pornograpy dan pelecehan sexual terhadap   anak akan sulit dilakukan jika ada anggota keluarga secara tidak   langsung turut mengawasi akses internet anak.
* Selalu kendalikan akses account online anak anda dan cek secara acak   email mereka.Informasikan pada anak akan hal ini dimuka secara   terbuka dan utarakan alasan kenapa anda melakukannya.
* Arahkan agar anak anda bertanggung jawab atas akses online mereka,   banyak hal-hal menarik selain chatting rooms.
* Usahakan agar anda juga memiliki pengetahuan akan fasilitas keamanan   dari komputer-komputer online yang sering diakses anak anda selain   dirumah.
* Mengertilah, meskipun anak anda memang berkenan untuk mengakses   ataupun terlibat akan hal-hal yang berbau pornography mereka   sebenarnya adalah seorang korban.
* Perintahkan anak anda untuk:
1. Jangan pernah bertemu tatap muka dengan orang yang mereka temui      secara online
2. Jangan pernah untuk memberikan photo mereka kepada orang yang      secara personal tidak mereka kenal atau pada forum layanan online.
3. Jangan pernah untuk memberikan data pribadi seperti alamat rumah,      sekolah, nomor telephone.
4. Mengunduh gambar / file dari sumber yang tidak diketahui karena      kemungkinan ada hal-hal yang berbau pornography.
5. Untuk tidak meresponse forum, posting yang bersifat menyerang,      menghina, dan sifat negatif lainnya.
6. Membuat anak anda mengerti bahwa apa yang ia dapat secara on-line      belum tentu kebenarannya.
Bahaya ada dimana saja dilingkungan sekitar anak kita. Dengan mendidik anak kita dan memberikan pengertian akan bahaya diinternet, mudah-mudahan kita dapat memastikan internet sebagai sebuah sumber informasi yang sangat kaya dan berguna bagi perkembangan mereka.

Sumber :http://www.infoanak.com/anak-dan-internet/

Kamis, 02 Agustus 2012

Ayah Turut Berperan Tentukan Perilaku Anak Sejak Dini

Bayi yang berinteraksi secara positif dengan ayah mereka pada usia tiga bulan memiliki lebih sedikit masalah perilaku ketika berusia satu tahun, demikian hasil sebuah penelitian.

Masalah perilaku adalah salah satu masalah psikologis yang paling umum terjadi pada anak-anak, dan sering dikaitkan dengan masalah psikologis dan kesehatan saat menginjak dewasa, ujar para peneliti Oxford University.

Dan meskipun “faktor orangtua” dihubungkan dengan masalah perilaku anak, penelitian semacam ini biasanya hanya berfokus pada peran ibu. Namun sebenarnya ayah juga memainkan peranan penting, ujar mereka.

Untuk penelitian ini, para peneliti merekrut 192 keluarga di Inggris dan mendokumentasikan bagaimana ibu dan ayah, secara terpisah, bermain dengan anak mereka pada usia tiga bulan. Ketika anak berusia 12 bulan, orangtua mengisi kuisioner yang dirancang untuk menilai perilaku anak.

“Kami menemukan bahwa anak-anak yang ayahnya lebih banyak berinteraksi dengannya memiliki perilaku yang lebih baik, dengan lebih sedikit masalah perilaku yang timbul di kemudian hari,” ujar Dr. Paul Ramchandan, pemimpin penelitian tersebut.

Perilaku anak laki-laki juga tampak lebih terpengaruh daripada anak perempuan, ujarnya.

“Anak-anak cenderung memiliki lebih banyak masalah perilaku ketika ayah mereka jauh dan mereka sibuk dengan pikiran mereka sendiri atau ketika ayah mereka jarang berinteraksi dengan mereka.”

“Hubungan ini cenderung lebih kuat pada anak laki-laki daripada perempuan, menegaskan bahwa mungkin anak laki-laki lebih mudah terkena pengaruh ayah mereka sejak usia dini.”

Para ayah yang tidak berinteraksi dengan anak mereka mungkin adalah indikasi dari masalah yang lebih besar dalam keluarga secara keseluruhan, ujar peneliti. Jika mereka sedang mengalami masalah dalam hubungannya dengan pasangan, mereka akan kesulitan untuk berinteraksi dengan si bayi.

Dr. Ramchandani mengatakan, “Berfokus pada bulan-bulan pertama usia bayi itu penting karena itu merupakan periode yang sangat krusial dan bayi sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan, seperti kualitas kepedulian orangtua dan interaksi.”

“Seperti yang diketahui oleh semua orangtua, membesarkan anak bukanlah tugas yang mudah. Penelitian kami membuktikan bahwa dengan berinteraksi sejak dini membuat orangtua dapat memberi dampak positif yang menentukan bagaimana bayi mereka bertumbuh nanti.”

http://id.she.yahoo.com/ayah-turut-berperan-tentukan-perilaku-anak-sejak-dini.html